Kisah Batu Dropa ini telah menarik perhatian para ufologi yang percaya bahwa nenek moyang manusia berasal dari angkasa lepas, atau paling tidak percaya bahwa di bumi ini ada beberapa ras keturunan makhluk asing.Namun apa yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang adalah, batu Dropa sudah sejak lama dianggap sebagai fiksyen, bahkan oleh sebahagian ufologi dan penganut kepercayaan New Age.
Fakta untuk membuktikan bahawa Batu Dropa cuma cerita rekaan :
- Tidak pernah ada catatan bahawa pada tahun 1938, adanya ekspedisi oleh kumpulan dari Universiti Beijing ke Bayan Kara Ula. Jika penemuan batu ini benar-benar signifikan, bukankah seharusnya ada catatan akademik mengenai ekspedisi ini ?
- Tidak pernah ada catatan mengenai ilmuan bernama Tsum Um Nui dan Vyatcheslav Saizev. Bahkan kedua nama ini tidak pernah ditemukan di manapun selain dalam cerita Batu Dropa ini. Dengan erti kata lain, dua nama ini adalah rekaan. Bahkan, Tsum Um Nui sama sekali bukan nama Cina.
- Beijing Academy of Pre-History yang disebut pernah melarang penerbitan hasil penelitian Dr Tsum Um Nui ternyata adalah sebuah akademi yang tidak wujud
- Keberhasilan penterjemahan hieroglifik pada batu Dropa dianggap sebagai kisah fiksyen. Soalnya tidak pernah ada Rosetta Stone (kamus) untuk justifikasi bahasa Dropa. Jadi boleh dikatakan mustahil seseorang dapat menterjemahkannya hanya dalam waktu singkat seperti yang dilakukan oleh Tsum Um Nui.
- Suku Dropa memang ada dan mendiami wilayah Tibet utara. Namun suku ini bukan suku pigmi seperti yang disebut oleh Chi Pu Tei, melainkan berukuran seperti manusia biasa dan hidup secara nomadik.
- Sumber awal yang menyebutkan adanya batu Dropa adalah sebuah buku yang berjudul “Chariots of the Gods” yang ditulis oleh Erich von Daniken pada tahun 1968. Ketika buku ini terbit, demam UFO masa purba timbul di seluruh dunia dan Daniken dianggap sebagai orang yang paling berpengaruh dalam penyebarluasan teori ini. Namun akhirnya terbongkar, Daniken banyak memasukkan fakta-fakta yang tidak benar di dalam buku tersebut. Daniken akhirnya mengakui bahwa ia memang mengarang sebahagian isi buku tersebut. ( kantoi huhu ). Ia juga mengakui bahwa inspirasinya menulis buku itu berasal dari tulisan Alexander Kazantsev, seorang penulis fiksyen sains dari Soviet. Namun anehnya, Kazantsev menolak dakwaan Daniken dan sebaliknya mengatakan bahawa ia menulis kisah-kisah fiksyen sainsnya berdasarkan cerita Daniken.
- Terbitan berikutnya yang membicarakan mengenai batu Dropa dengan kisah tambahan adalah sebuah buku yang berjudul “Sungods in Exile” yang diedit oleh David Agamon tahun 1978. Agamon mengatakan bahwa penulis buku tersebut adalah Dr. Karyl Robin Evans, seorang peneliti bangsa Inggeris.
- Pada tahun 1988, David Agamon mengakui kepada majalah Fortean Times bahwa buku itu adalah sebuah cerita rekaan dan Dr. Karyl Robin Evans yang disebutnya sebagai penulis buku tersebut hanyalah tokoh imaginatif. Ia juga mengatakan bahawa ia menulis buku itu kerana terinspirasi oleh buku “Chariots of the Gods” tulisan Daniken.
- Mengikut kajian, tidak pernah ada bukti bahwa Batu Dropa benar-benar wujud. Bayangkan, Prof Chi Pu Tei disebut menemukan 716 cakera batu. Tapi mengapa tidak pernah ada satu pun foto yang menunjukkan bahwa batu itu benar-benar ada ?
Di internet memang beredar beberapa foto cakera batu yang disebut sebagai batu Dropa, namun sebenarnya foto yang beredar itu adalah foto batu Bi yang ditemukan dalam jumlah ribuan di Cina yang berasal dari tahun 3.000 SM.
Batu Bi, tidak berdiameter 30 cm seperti yang dikatakan mengenai Batu Dropa. Lagipula batu Bi terbuat dari batu Jade, bukan kobalt. Dan di permukaan batu Bi, tidak ada hieroglifik mikroskopik yang ditemukan.
Batu-batu Dropa dikatakan disimpan di beberapa muzium di Cina. Namun tidak pernah ditemukan adanya batu-batu dengan ciri-ciri seperti batu Dropa di muzium-muzium Cina. Jika sebuah penelitian ilmiah menyebutkan adanya sebuah objek arkeologi yang ditemukan, maka tentu saja itu bererti objek tersebut harus benar-benar ada. Apalagi kita sedang berbicara mengenai 716 buah batu.
Jadi kesimpulannya, kisah mengenai batu Dropa yang beredar hanyalah kisah fiksyen yang disebarluaskan di internet.
* Pening gak erk memikirkan batu dropa ni .. baik layan jambu batu .. burrpp ~!! Alhamdulillah .
0 comments: